Gosiplicious – Kehidupan rumah tangga influencer Julia Prastini (Jule) dan suaminya, Na Daehoon, ramai diperbincangkan setelah isu perselingkuhan viral. Pasangan yang semula tampak harmonis kini menghadapi tekanan publik besar. Saya melihat bahwa mereka kini harus menghadapi dua macam tantangan: persoalan pribadi dan eksposur media yang intens.
Daehoon menanggapi isu ini lewat Instagram: “Terima kasih banyak untuk semua yang sudah khawatir dan mendukung saya. Saya sungguh merasa bersyukur dikelilingi orang‑orang baik seperti kalian.” Ia menambahkan bahwa selama masih ada “tiga malaikat kecil” di sisinya, ia yakin bisa melewati semua. Pernyataan itu menegaskan bahwa keluarga khususnya anak masih menjadi fokus utamanya di tengah badai ini.
“Baca Juga : Supreme x Fox Racing, Gaya Jalanan Bertemu Adrenalin Balap”
Menurut psikolog klinis keluarga, Nadya Pramesrani, perselingkuhan dapat berdampak besar pada anak. Anak yang tumbuh dalam rumah dengan konflik tinggi berisiko mengalami stres, kecemasan, atau gangguan belajar. Saya menilai bahwa isu ini bukan sekadar tentang pasangan, tetapi juga soal bagaimana keluarga menjaga stabilitas dan kenyamanan anak‑anak di tengah sorotan publik.
Nadya juga menyebut bahwa salah satu dampak nyata adalah penurunan performa akademis anak. Ketika anak tidak merasa aman di rumah, mereka sulit berkonsentrasi di sekolah. Dari pengamatan saya, keadaan publik pasangan influencer bisa menambah tekanan emosional bagi anak dan akhirnya memengaruhi hasil belajar mereka.
“Simak Juga : HSBC Indonesia Perluas Layanan Premier Lewat Wealth Center Kedua di Jakarta”
Meskipun Daehoon telah berbicara terbuka, pemulihan kepercayaan dan dinamika keluarga tidak bisa instan. Saya berpandangan bahwa pasangan ini perlu lebih dari sekadar pernyataan mereka harus konsisten dalam tindakan dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan publik.
Kasus Jule dan Daehoon memberi pelajaran penting bahwa selebritas atau influencer juga rentan terhadap krisis rumah tangga. Namun yang menentukan adalah bagaimana mereka bangkit. Saya percaya bahwa kekuatan sebuah keluarga bukan dihindar dari masalah, melainkan bagaimana mereka menyusun ulang hubungan dan memprioritaskan anak‑anak.