Gosiplicious – Fenomena hujan yang turun saat pemakaman Habib Hasan bin Jindan Assegaf memicu berbagai tanggapan dari masyarakat. Salah satu yang memberikan pandangan adalah cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Dr. Quraish Shihab. Dalam wawancara eksklusif, beliau menyebut bahwa turunnya hujan di momen sakral seperti itu bisa dimaknai sebagai pertanda baik. Menurutnya, hujan dalam konteks spiritual sering diasosiasikan sebagai rahmat dan kasih sayang dari Tuhan. Pernyataan beliau mendapat sambutan hangat dari umat Muslim. Banyak yang merasa tenang dan terhibur dengan penafsiran tersebut.
Dalam literatur Islam, hujan sering disebut sebagai salah satu bentuk rahmat dari Allah. Al-Qur’an menyebut hujan sebagai berkah yang menumbuhkan kehidupan di bumi. Dalam konteks kematian, turunnya hujan dianggap membawa ketenangan dan kesucian. Quraish Shihab menegaskan bahwa tafsir semacam ini tidak boleh dilepaskan dari nilai-nilai kebijaksanaan. Ia menambahkan bahwa saat hujan turun di pemakaman, bisa menjadi simbol diterimanya almarhum dalam keadaan baik. Ucapan ini sejalan dengan tradisi masyarakat yang percaya bahwa hujan di pemakaman membawa makna khusus.
“Baca Juga : Harga Pangan Naik, Pemerintah Siapkan Strategi Stabilitas”
Keluarga besar Habib Hasan bin Jindan Assegaf menyampaikan rasa syukur atas peristiwa tersebut. Mereka menilai turunnya hujan sebagai bentuk kehormatan dari langit. Beberapa jemaah yang hadir bahkan menangis haru karena merasa menyaksikan momen spiritual yang jarang terjadi. Unggahan video yang merekam hujan di pemakaman viral di media sosial. Banyak warganet mengucapkan belasungkawa sekaligus menuliskan doa-doa di kolom komentar. Mereka juga membagikan kutipan dari Quraish Shihab sebagai bentuk penguatan iman.
Dalam budaya pesantren, hujan saat pemakaman dianggap sebagai pertanda bahwa almarhum meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Kyai-kyai sepuh sering mengatakan bahwa hujan adalah tanda turunnya berkah dan doa yang terkabul. Momen seperti ini juga biasa dimanfaatkan untuk memperbanyak dzikir dan doa. Dalam ceramahnya, Quraish Shihab mengingatkan bahwa simbol seperti hujan bukan sesuatu yang harus diyakini secara mutlak. Namun bila disikapi dengan hikmah, bisa memperkuat keyakinan seseorang terhadap kebaikan dan kasih sayang Allah.
“Simak juga: Elvira Devinamira Bersinar di Red Carpet Cannes 2025”
Quraish Shihab dikenal dengan pendekatan tafsir modern yang mengedepankan akal dan konteks. Ia tidak serta merta menganggap fenomena alam sebagai keajaiban semata. Namun ketika fenomena itu terjadi di momen yang menyentuh, ia mengajak umat untuk mengambil pelajaran. Dalam hal ini, hujan di pemakaman Assegaf menjadi cermin untuk merenungi makna hidup dan mati. Menurutnya, umat Islam harus mampu menangkap makna spiritual dari kejadian sehari-hari. Bukan dengan takhayul, tetapi dengan refleksi diri dan peningkatan keimanan.
Melalui kanal resmi Al-Quran dan Tafsir, Quraish Shihab mengajak umat untuk memperbanyak doa bagi almarhum. Ia menyebut bahwa doa dari orang yang masih hidup bisa menjadi penerang bagi yang telah wafat. Ia juga menekankan pentingnya dzikir dan sedekah sebagai bentuk penghormatan. Dalam budaya Islam, kematian bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan lain. Oleh karena itu, momen hujan di pemakaman hendaknya dijadikan titik tolak untuk memperbaiki diri. Ia menutup pernyataannya dengan mengutip ayat tentang kehidupan yang abadi di sisi Allah.