Gosiplicious – Dokter Richard Lee kembali mencuri perhatian publik. Kali ini bukan lewat kontroversi atau edukasi kecantikan. Namun melalui aksi sosial menjelang Hari Raya Idul Adha. Ia membeli sapi kurban dengan niat membantu masyarakat. Terutama mereka yang terdampak pemutusan hubungan kerja. Ia mengaku bahwa niatnya tulus dan ingin menyebar kebaikan. Dalam unggahan media sosialnya, Richard menulis harapan sederhana. Ia ingin kurban ini menjadi berkah bagi banyak orang.
Richard Lee membeli seekor sapi limosin berukuran besar. Sapi ini dibeli dari peternak lokal di daerah Bogor. Ia membagikan momen pembelian itu di akun Instagram pribadinya. Banyak warganet memuji langkah Richard sebagai teladan positif. Terutama karena dilakukan saat banyak orang tengah kesulitan. Richard tidak hanya berkurban secara simbolis. Ia juga menyertakan pesan penting dalam aksinya. Ia berharap dagingnya sampai ke tangan yang benar-benar membutuhkan.
“Baca Juga : Peran Dimas Drajad di Timnas Indonesia: Masih Jadi Andalan?”
Dalam keterangannya, Richard Lee menyoroti isu PHK massal. Ia menyadari bahwa kondisi ekonomi sedang sulit. Banyak perusahaan melakukan efisiensi yang berdampak pada karyawan. Para korban PHK ini, menurutnya, rentan terabaikan. Ia pun menekankan pentingnya solidaritas sosial. Dalam hal ini, kurban bisa menjadi sarana untuk berbagi. Ia tidak ingin momen Idul Adha hanya dimaknai sebagai ritual. Tetapi juga sebagai panggilan untuk peduli pada sesama manusia.
Richard tidak membagikan sendiri daging kurban tersebut. Ia bekerja sama dengan beberapa yayasan sosial di Jakarta. Lembaga tersebut memiliki data penerima manfaat yang valid. Proses distribusi pun dilakukan secara tertib dan transparan. Richard menyampaikan bahwa ia percaya pentingnya akuntabilitas. Daging kurban juga dikemas dengan rapi agar layak dibagikan. Beberapa relawan dilibatkan dalam proses pemotongan hingga pengemasan. Ia ingin memastikan bahwa niat baiknya sampai ke tujuan.
“Simak juga: Chand Kelvin Bahagia Jalani Peran Baru sebagai Ayah Meski Lelah”
Dalam wawancaranya dengan media, Richard menceritakan inspirasi di balik aksinya. Ia tumbuh dalam keluarga yang sederhana dan religius. Ayahnya selalu mengajarkan untuk membantu yang lemah. Nilai itu terus ia bawa hingga kini menjadi publik figur. Menurutnya, popularitas adalah amanah yang harus dimanfaatkan. Ia mengaku belajar banyak dari komunitas-komunitas sosial. Khususnya saat pandemi, ia melihat banyak penderitaan yang tersembunyi. Dari sanalah, ia semakin yakin untuk berbagi secara konsisten.
Unggahan Richard menuai banyak respons positif. Ribuan komentar memuji sikap dermawannya yang menyentuh. Banyak yang berharap selebritas lain mengikuti jejak tersebut. Bahkan beberapa netizen mengaku terinspirasi untuk ikut berkurban. Ada juga yang mengajak Richard berkolaborasi dalam aksi sosial lain. Richard membalas beberapa komentar dengan ucapan terima kasih. Ia merasa senang bisa menjadi jembatan kebaikan. Menurutnya, dampak sosial itu lebih berarti daripada pencapaian pribadi.
Richard percaya media sosial bisa menjadi alat dakwah. Ia tidak ingin akun Instagram-nya hanya soal produk skincare. Namun juga tempat berbagi nilai kemanusiaan. Ia rutin membuat konten yang menyuarakan empati dan kesetaraan. Momen Idul Adha ini ia manfaatkan untuk memperluas jangkauan pesan. Ia ingin audiensnya tidak hanya cantik luar, tapi juga dalam. Richard juga mengajak followers untuk berdonasi ke lembaga terpercaya. Ia percaya bahwa sedikit dari banyak orang bisa jadi dampak besar.
Meski menggunakan media sosial, Richard menolak disebut pamer. Menurutnya, publikasi bukan untuk menunjukkan kekayaan. Tapi untuk menginspirasi dan membuka ruang amal kolektif. Ia pun menyensor beberapa bagian video agar tetap sederhana. Ia menyadari bahwa niat baik bisa disalahartikan jika tidak hati-hati. Namun ia tetap yakin bahwa keikhlasan akan sampai ke hati orang lain. Selama tujuannya bukan pencitraan, ia merasa tidak perlu khawatir.
Richard menyebut bahwa ini bukan kali pertama ia berkurban. Namun kali ini terasa lebih istimewa karena pesannya lebih luas. Ia ingin menjadikan kegiatan ini sebagai tradisi tahunan. Bahkan berencana melibatkan lebih banyak pihak di masa depan. Ia mengaku sedang menjajaki kerja sama dengan BAZNAS. Dengan begitu, jangkauan kurban bisa lebih luas dan tertata. Ia juga berharap ada program edukasi soal pentingnya berkurban. Khususnya di kalangan anak muda perkotaan yang mulai terasing dari nilai tradisional.
Menurut Richard, tidak harus selalu besar untuk bisa berdampak. Kadang satu ekor sapi bisa memberi harapan bagi puluhan keluarga. Ia percaya bahwa kebaikan adalah bahasa universal. Semua orang bisa memahaminya, apapun agamanya. Richard berharap masyarakat lebih aktif dalam aksi nyata. Ia menyebut bahwa zaman sekarang butuh lebih banyak empati. Apalagi di tengah ketimpangan yang makin terasa. Kurban hanyalah salah satu dari banyak cara untuk berbagi.
Aksi Richard menjadi relevan di era modern yang penuh tantangan. Banyak orang terjebak dalam rutinitas dan lupa nilai-nilai sosial. Dengan visibilitas tinggi, Richard menunjukkan bahwa berbagi masih mungkin. Ia membuktikan bahwa teknologi dan kebaikan bisa berjalan seiring. Melalui satu ekor sapi, ia menyampaikan pesan yang kuat. Bahwa selebritas juga punya tanggung jawab sosial. Ia berharap langkah kecil ini jadi awal dari gerakan yang lebih besar.