Tatapan Kosong Sarwendah Saat Mengantar Jenazah Sang Ayah ke Krematorium
Gosiplicious – Suasana duka menyelimuti Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, pada Rabu (23/7/2025). Hari itu menjadi momen yang berat bagi Sarwendah dan keluarganya, saat mereka mengantarkan jenazah ayah tercinta, Hendrik Lo, menuju prosesi kremasi. Tatapan kosong Sarwendah menjadi gambaran mendalam akan kehilangan besar yang tengah dirasakannya.
Prosesi kremasi diawali dengan kebaktian dan ritual linwuk, sebuah penghormatan terakhir yang dilakukan dengan khidmat oleh keluarga. Dalam ritual ini, benda-benda kedukaan dibakar sebagai simbol pelepasan dan penghormatan terhadap mendiang. Kehadiran keluarga yang mengenakan pakaian putih turut memperkuat nuansa kesakralan dalam momen perpisahan tersebut.
Baca Juga : Kejagung Resmi Ajukan Banding atas Vonis Tom Lembong: Mempertanyakan Kerugian Negara
Sekitar pukul 10.26 WIB, jenazah Hendrik Lo dibawa menuju ruang krematorium di lantai 5 Grand Heaven. Sarwendah tampak berjalan pelan di belakang peti mati sang ayah. Ia mengenakan baju putih dan memegang erat bingkai foto sang ayah dengan tatapan kosong penuh duka. Di sampingnya, Betrand Peto tampak setia menemani, sesekali mengusap wajah sang ibu yang masih larut dalam kesedihan.
Setelah sampai di lantai lima, peti jenazah dimasukkan ke ruang kremasi. Proses pembakaran jenazah diperkirakan memakan waktu sekitar 3,5 jam hingga selesai sepenuhnya. Selama proses berlangsung, keluarga menunggu dengan sabar, mengenang sosok almarhum yang dikenal sebagai pribadi penyayang dan penuh semangat.
Sebagai bagian dari prosesi terakhir, abu jenazah Hendrik Lo rencananya akan dilarung ke Laut Ancol pada sore harinya. Pilihan ini merupakan bentuk penghormatan dari keluarga, sekaligus simbol melepas sang ayah kembali ke alam abadi. Suasana haru dipastikan masih menyelimuti keluarga Sarwendah saat menyelesaikan rangkaian prosesi perpisahan ini.
Ayah Sarwendah, Hendrik Lo, mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 19 Juli 2025 pukul 08.18 WIB di Rumah Sakit Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk. Sebelumnya, beliau sempat mengeluhkan sakit perut yang kemudian mengharuskan dirinya dirawat intensif. Kondisinya sempat membaik, namun tak lama kemudian, kabar duka pun datang dan menyelimuti keluarga besar Sarwendah.
Tatapan kosong Sarwendah menjadi simbol betapa beratnya kehilangan sosok ayah yang begitu berarti dalam hidupnya. Meski duka mendalam menyelimuti, prosesi ini juga menjadi ajang untuk mengenang kasih sayang dan pengorbanan sang ayah sepanjang hidupnya. Masyarakat pun turut memberikan doa dan simpati atas kepergian mendiang Hendrik Lo, semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.