Astrid Kuya Menangis Tegaskan Rumahnya Bukan dari Dana DPR di Tengah Isu Penjarahan
Gosiplicious – Astrid Kuya akhirnya angkat bicara dengan nada penuh emosi mengenai penjarahan yang terjadi di rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, ia terlihat sedang berbicara di sebuah masjid di hadapan ibu-ibu rumah tangga. Suaminya, Uya Kuya, turut hadir mendampingi di sampingnya saat ia menyampaikan isi hatinya dengan suara bergetar.
Menurut Astrid, banyak isu yang beredar di media sosial telah menyudutkan keluarganya. Salah satunya adalah tuduhan bahwa Uya Kuya menyampaikan pernyataan tidak pantas mengenai penghasilan harian yang menyinggung masyarakat. Astrid dengan tegas membantah hal tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah yang menyakitkan. Ia menegaskan bahwa tidak ada sepatah kata pun dari suaminya seperti yang dituduhkan netizen.
Di tengah isak tangisnya, Astrid menceritakan bahwa rumah yang mereka miliki dibangun dari hasil kerja kerasnya bersama sang suami. Ia menekankan bahwa tidak ada dana dari DPR atau pemerintah yang digunakan dalam proses pembangunan rumah tersebut. Ia bahkan mengaku secara langsung berbicara dengan pihak yang diduga melakukan penjarahan, dan menjelaskan bagaimana rumah itu dibangun melalui proses panjang dan kerja tanpa henti.
Lebih lanjut, Astrid menyampaikan bahwa selama ini ia dan Uya Kuya selalu menjaga integritas serta amanah yang dipercayakan oleh masyarakat. Setiap bantuan dari pemerintah, kata Astrid, selalu disalurkan tanpa potongan sedikit pun. Ia juga menyatakan bahwa dirinya selalu menekankan kepada tim agar hak-hak masyarakat tidak dikurangi dan disalurkan dengan penuh tanggung jawab.
Insiden penjarahan yang menimpa rumah Astrid dan Uya Kuya terjadi pada 30 Agustus 2025, bersamaan dengan kemarahan warga terhadap isu kenaikan tunjangan DPR RI. Selain rumah mereka, sejumlah rumah tokoh publik lainnya seperti Eko Patrio, Nafa Urbach, dan Ahmad Sahroni juga menjadi sasaran. Masyarakat menilai para figur publik tersebut tidak menunjukkan empati dalam situasi sulit yang dialami rakyat.
Kemarahan masyarakat bermula dari rasa kecewa mendalam terhadap para wakil rakyat yang dianggap lebih mementingkan kepentingan pribadi. Ditambah lagi, beberapa pernyataan atau tindakan publik figur dianggap tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat. Astrid Kuya melalui klarifikasinya berusaha meluruskan persepsi dan menunjukkan bahwa dirinya bukan bagian dari masalah tersebut.
Klarifikasi emosional dari Astrid Kuya menjadi momen penting untuk meredam isu yang berkembang di tengah masyarakat. Ia berharap penjelasan ini bisa membuka mata publik bahwa tidak semua pejabat atau tokoh yang rumahnya dijarah bertindak semena-mena. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa dirinya hanya ingin menjalankan hidup dengan amanah, jujur, dan bekerja keras.