Indah Permatasari Tanggapi Sindiran Sang Ibu soal Arie Kriting: Tolong, Jangan Dihujat
Gosiplicious – Nama Indah Permatasari kembali ramai diperbincangkan setelah ibunya, Nursyah, mengunggah video di TikTok yang menyindir menantunya, Arie Kriting. Dalam video tersebut, Nursyah menyinggung kondisi ekonomi pasangan ini dengan nada merendahkan, menyebut rumah masih kredit hingga mobil yang dikendarai hanya bekas. Ucapannya memicu reaksi publik karena dianggap menyinggung martabat keluarga menantunya.
Tak hanya soal ekonomi, Nursyah juga mengaitkan Arie Kriting dengan isu sihir dan santet. Dalam pernyataan berbeda, ia menuding bahwa Arie menggunakan cara tak wajar untuk bisa menikahi Indah. Tuduhan itu kembali menghidupkan polemik lama, mengingat sejak awal pernikahan Indah dan Arie diwarnai konflik dengan keluarga besar.
Baca Juga : Daftar Empat Bank Bangkrut Sepanjang 2025, Termasuk Bank Syariah yang Dicabut Izin OJK
Unggahan Nursyah sontak menuai reaksi beragam dari netizen. Banyak yang menilai komentar tersebut tidak pantas, sementara sebagian lagi mencoba memahami bahwa masalah ini merupakan urusan keluarga. Namun, derasnya komentar warganet membuat isu ini semakin viral, bahkan sampai menjadi bahan perdebatan di berbagai platform media sosial.
Menghadapi sorotan publik, Indah Permatasari memilih bersikap tenang. Ia merespons dengan mengunggah video joget di TikTok sembari memberikan klarifikasi lewat kolom komentar. Dengan bijak, ia meminta masyarakat untuk tidak menghujat ibunya dan justru mengajak semua pihak untuk menyebarkan energi positif. Sikap ini menunjukkan kedewasaan Indah dalam menghadapi konflik personal yang terekspos ke publik.
Meski sudah menikah dengan Arie Kriting sejak 2021 dan dikaruniai seorang anak, hubungan Indah dengan ibunya masih belum sepenuhnya membaik. Hingga kini, restu dari Nursyah belum juga didapatkan. Situasi ini membuat publik bertanya-tanya kapan konflik panjang tersebut bisa berakhir dengan damai.
Pada awal pernikahan Indah dan Arie, Nursyah sempat mengajukan syarat khusus. Pertama, ia meminta agar Indah dirukiah. Kedua, ia menuntut Arie bersumpah di atas Alquran bahwa tidak ada praktik gaib yang digunakan. Karena syarat ini tidak dipenuhi, penolakan restu pun berlanjut hingga sekarang, bahkan menimbulkan polemik yang terus berulang.
Kasus ini memperlihatkan bagaimana konflik keluarga yang terekspos ke media bisa membesar dan menjadi konsumsi publik. Padahal, permasalahan seperti ini sejatinya lebih tepat diselesaikan secara internal agar tidak memicu opini liar. Kehadiran media sosial memang membuat batas privat dan publik semakin tipis.
Dari kisah ini, publik dapat belajar bahwa ketenangan menghadapi konflik lebih penting daripada meladeni pertentangan. Sikap Indah yang mengajak untuk tetap sabar dan menyebarkan kebaikan bisa menjadi contoh bagaimana seseorang menjaga martabat diri meskipun dalam tekanan. Di sisi lain, penting juga bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memberikan komentar.