
Gosip Licious – Kasus narkoba yang menimpa musisi dan aktor Onadio Leonardo kembali menyita perhatian publik. Setelah penangkapannya, keluarga Onad langsung mengajukan permohonan asesmen rehabilitasi ke Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jakarta. Langkah ini dianggap penting agar Onad mendapatkan penanganan kesehatan terlebih dahulu, bukan hanya proses hukum.
Selain itu, pendekatan rehabilitasi menunjukkan dukungan keluarga untuk membantu Onad pulih secara fisik dan mental. Banyak penggemar menilai keputusan tersebut tepat, mengingat kondisi seorang public figure yang sering menghadapi tekanan besar dalam kehidupan sehari-hari.
Penangkapan Onadio Leonardo dilakukan pada 30 Oktober 2024 di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Saat proses penangkapan, polisi ikut menemukan satu klip kecil berisi ganja, papir, satu boks kecil, dan tiga telepon genggam. Dengan barang bukti tersebut, polisi kemudian membawa Onad ke Polres Metro Jakarta Barat untuk pemeriksaan lanjutan.
Meski demikian, kasus ini tidak langsung mengarah pada hukuman pidana berat. Sebab, sesuai aturan, pengguna narkoba berhak menjalani asesmen dan rehabilitasi terlebih dahulu apabila terbukti sebagai pemakai pribadi, bukan pengedar.
Setelah ditahan, Onad dibawa ke BNNP DKI Jakarta untuk menjalani asesmen resmi. Proses ini meliputi pemeriksaan kondisi kesehatan, tingkat ketergantungan, serta kebutuhan perawatan. Menurut AKP Wisnu Wirawan, hasil asesmen akan menentukan langkah berikutnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa keputusan rehabilitasi berada sepenuhnya di tangan BNNP. Artinya, aparat kepolisian hanya mengantar dan mendampingi, sedangkan penilaian medis dan hukum dilakukan oleh tim BNNP secara profesional.
Tidak dapat dipungkiri, kasus ini menambah daftar selebritas Tanah Air yang tersandung narkoba di tahun 2025. Meskipun begitu, banyak penggemar dan rekan artis tetap memberikan dukungan moral. Mereka berharap Onad segera pulih dan bisa kembali beraktivitas secara sehat.
Di sisi lain, kasus Onad juga memicu diskusi publik mengenai kesehatan mental dan tekanan industri hiburan. Banyak yang berpendapat bahwa pemulihan dan pendampingan emosional lebih efektif dibanding hukuman semata. Karena itu, rehab dipandang sebagai pilihan yang manusiawi dan tepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah semakin mengutamakan pendekatan rehabilitatif bagi pengguna narkoba. Pendekatan ini lebih fokus pada pemulihan ketimbang pemenjaraan. Selain membantu individu kembali produktif, proses rehabilitasi juga menekan risiko penggunaan ulang.
Lebih jauh lagi, program rehabilitasi dianggap mampu memberikan edukasi dan dukungan psikologis yang diperlukan para penyalahguna narkoba. Oleh karena itu, masyarakat kini lebih memahami bahwa kasus narkoba bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga persoalan kesehatan mental dan sosial.
Kini, seluruh perhatian tertuju pada hasil asesmen BNNP. Jika dinyatakan memenuhi syarat, Onad akan menjalani rehabilitasi resmi. Ini diharapkan menjadi proses awal menuju pemulihan penuh. Dengan dukungan keluarga, tenaga kesehatan, serta para penggemar, ada harapan besar Onad bisa bangkit dan kembali berkarya.
Pada akhirnya, kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa dukungan emosional, pemahaman, dan akses rehabilitasi sangat berperan dalam penyembuhan seseorang yang terjerat penyalahgunaan narkoba.