Parto Patrio Saat Diseret Skandal Rekannya: “Mulutmu Harimaumu”
Gosiplicious – Ketika kontroversi mengepung Eko Patrio, Parto Patrio mendapati namanya ikut terseret meski tak terlibat. Komedian ini pun muncul dengan klarifikasi cerdas dan penuh sindiran, menekankan bahwa dirinya tidak ikut dalam drama politik tersebut.
Pada 31 Agustus 2025, Parto menanggapi unggahan netizen yang menyindirnya untuk lebih baik tetap menjadi komedian, bukan politisi. Ia langsung mengklarifikasi: “Maaf itu bukan saya. Saya tidak ikut joget.” Jawabannya sederhana, tapi penuh makna—ia merahasiakan diri dari pusaran kontroversi itu.
Tak cukup berhenti di situ, Parto memberikan sindiran sekaligus pesan:
“Mulutmu harimaumu. Jarimu juga harimaumu. Tetanggaku, hari mau mudik.”
Kalimat ini muncul sebagai proyeksi bahwa ucapan atau tindakan sembrono bisa menjadi bom waktu yang meledak di diri sendiri. Baginya, kata adalah kekuatan—yang harus digunakan dengan bijak.
Publik ramai menyuarakan kemarahan setelah Eko dan Uya Kuya merespons isu tunjangan DPR dengan joget-joget di media sosial. Isu ini memicu gerakan protes. Di tengah eskalasi emosional, rumah Eko termasuk beberapa anggota DPR diserbu—menjadi simbol berakhirnya kesabaran publik terhadap pejabat.
Setelah insiden itu, muncul banyak spekulasi soal hubungan personal antara Parto dan Eko. Netizen ramai menanyakan, “Apa mereka masih berteman?” hingga “Masa dia enggak bantu kalau temannya pindahan?” Isu pertemanan diuji dalam situasi sulit, dan respons dunia maya saat itu tajam serta emosional.
Parto memilih diam cerdas, meski bisa saja membalas pedas. Dengan menjawab secara bijak, ia menjaga martabat diri sekaligus meredam spekulasi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa di era sensitif, berbicara lapang dan tak gegabah adalah kunci menjaga nama, reputasi, dan hubungan sosial.
Parto Patrio membuktikan bahwa dalam pusaran kontroversi, memilih tidak terjebak drama adalah bentuk kekuatan. Klarifikasi singkat dan sindiran tajam menjadi bukti, bahwa komedian pun bisa mengelola stigma tanpa kehilangan jati diri.